Senin, 19 Maret 2012

Hubungan OSI dengan TCP/IP

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenani hubungan antara OSI dengan TCP/IP. Saya tidak akan membahas lebih jauh mengenai OSI, tetapi saya akan membahas sedikit lebih khusus mengenai TCP/IP serta perbandingan antara OSI dan TCP/IP dan hubungan antar keduanya.


Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi standar de-facto
jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat pada protokol itu sendiri yang
merupakan keunggulun dari TCP/IP, yaitu :                        

1.     Perkembangan protokol TCP/IP menggunakan standar protokol terbuka sehingga
tersedia secara luas. Semua orang bisa mengembangkan perangkat lunak untuk dapat
berkomunikasi menggunakan protokol ini. Hal ini membuat pemakaian TCP/IP meluas
dengan sangat cepat, terutama dari sisi pengadopsian oleh berbagai sistem operasi dan
aplikasi jaringan. 

2.     Tidak tergantung pada perangkat keras atau sistem operasi jaringan tertentu
sehingga TCP/IP cocok untuk menyatukan bermacam macam network, misalnya
Ethernet, token ring, dial-up line, X-25 net dan lain lain. 


3.     Cara pengalamatan bersifat unik dalam skala global, memungkinkan komputer dapat
mengidentifikasi secara unik komputer yang lain dalam seluruh jaringan, walaupun
jaringannya sebesar jaringan      worldwide Internet. Setiap komputer yang tersambung
dengan jaringan TCP/IP (Internet) akan memiliki address yang hanya dimiliki olehnya.

4.     TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.


Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan (  layer  ) yang
memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International Standard
Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan komputer yang
dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ). Standard ini terdiri dari 7
lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer. Dalam TCP/IP
hanya terdapat 5 lapisan  sbb :
 
                                                              Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP 
Walaupun jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur
OSI telah tercakup oleh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer
arsitektur TCP/IP adalah sbb : 

Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran
fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung
pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga
dapat mengintegralkan mengintegralkan berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-   beda.

  

Network    Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan  Data Link layer pada OSI.
Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan
secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan
dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini
adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket
Radio dsb. 

Internet Layer mendefinisikan  bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang
berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet
yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk
menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun
berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan
internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet). Beberapa tugas penting
pada lapisan ini adalah:


Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan.
Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP
Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada level
ini (software), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang
digunakan. 

Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan
yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP).
Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan
oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk
bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan
dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan. 


Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to
end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi
penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan
ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :


Flow    Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang  paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup
                            berartii.

Pada TCP/IP, protokol yang dipergunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP) atau
User Datagram Protocol ( UDP ). TCP  dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
keandalan data, sedangkan UDP  digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan panjang
paket yang pendek dan tidak menuntut keandalan yang tinggi. TCP memiliki fungsi  flow
control dan error detection        dan bersifat   connection oriented. Sebaliknya pada UDP yang
bersifat  connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control, sehingga
UDP disebut juga unreliable protocol. Untuk beberapa hal yang menyangkut efisiensi dan
penyederhanaan, beberapa aplikasi memilih menggunakan UDP sebagai protokol transport.
Contohnya adalah aplikasi database yang hanya bersifat query dan response, atau aplikasi
lain yang sangat sensitif terhadap delay seperti video conference. Aplikasi seperti ini dapat
mentolerir sedikit kesalahan (gambar atau suara masih bisa dimengerti), namun akan tidak
nyaman untuk dilihat jika terdapat delay yang cukup berarti.

Application      Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi
mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak
protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan.
Contohnya adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk pengiriman e-mail, FTP
(File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk
aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-
lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar